Sunday, June 14, 2015

Pendakian Perdana Gunung Prau 2.565 Mdpl Mei 2015 (Part II)

Suasana saat pembelian tiket di Patak Banteng
Lanjutan dari posting sebelumnya, disini (Gunung Prau Part I)

Tempat Pembelian Tiket di Patak Banteng, Gunung Prau

Akhirnya sampai juga di Patak Banteng. Suasana saat itu sangat ramai, maklum long weekend.

Setelah panitia beli tiketnya, kami langsung jalan. Saat itu kurang lebih jam 13.30 siang. Begini lah gambaran perjalanan kami mendaki Gunung Prau.






Menunggu dengan panitia dari MDPL, Arin dan Gani


Tanjakan pertama berupa tangga ini, cukup tinggi dan cukup menguras tenaga
Menuju Pos Pertama, masih banyak yang jual makanan & minuman. Saya, Jamal & Anggi
Pos Pertama Gunung Prau, Sikut Dewo

Akhirnya sampai juga di Pos Pertama jam 14.00. Jadi jarak antara loket dan Pos pertama kurang lebih 30 menit jalan kaki. Di pos pertama ini tiket yang sudah kami beli diperiksa oleh petugas sebelum naik keatas.

di Pos Pertama udah mulai ngos-ngosan, tetep smile ajaa.. Saya & Ari 
Pos Kedua Gunung Prau, Canggul Walangan

Dari Pos Pertama sampai Pos kedua jalanan masih "lumayan" landai. Di kiri kanan pemandangannya indah sekali. 




Sebelum Pos dua juga ada warung yang menjual makanan & minuman.



Sampai di Pos II Canggul Walangan 14.30. Jarak Pos Pertama dan Pos Kedua 30 menit jalan kaki. Setelah pos dua ini nafas saya ngos-ngosan, berat bangett. Ngambil nafasnya susah banget, mungkin karena persiapan latihan fisik saya kurang. Saya cuma sempat lari dua kali sebelum mendaki dan itu sepertinya ngga cukup.

Istirahat dulu di Pos Dua dengan temen-teman, Deni, Ricky, Firman, Jamal, Ari
Papan Pos Dua Canggul Walangan
Pemandangan dari Pos Dua
Tapi karena saya menikmati banget perjalanannya, saya tetep semangat ditemani dengan teman-teman lainnya yang juga ngasih semangat. Perjalanan ke atas ini saya bener-bener dipandu sama temen saya Den Chebonk.

Pos Ketiga Gunung Prau, Cacingan

Sampai di Pos III Cacingan jam 15.30. Hahaha karena stamina mulai menurun, kecepatan jalannya juga mulai melambat. Jarak Pos 2 dan Pos 3 buat saya 60 menit jalan kaki. Satu jam nih padahal mungkin bisa lebih cepat kalau untuk yang lain, hehehe. 
Jalan Menuju Pos Tiga Gunung Prau
Di pos 3 ini saya istirahat sebentar karena sudah ngos-ngosan.

Pos Tiga Gunung Prau
Ternyata Pos 3 itu bukan Puncak Gunung Prau lho. Kalau mau sampe puncak Gunung Prau masih harus mendaki lagi. Dan medannya cukup terjal dengan kemiringan nyaris 90 derajat. Cukup bikin nyiut nyali saya dan terpaksa merangkak aja daripada kalau diri gemeteran.

Istirahat di tangga sebelum Puncak Prau
Puncak Gunung Prau

Setelah melalui perjuangan yang cukup melelahkan dan menguras tenaga. Sampai juga di Puncak Gunung Prau jam 16.30. Jarak dari pos III dan Puncak Gunung Prau bagi saya 1 jam mendaki, hehehe. Padahal klo ditarik garis lurus sih dekat. Karena saya kebanyakan berhenti, gemeteran, ngambil nafas, jadinya satu jam deh.
Sampai di Puncak Prau, saat itu belum hujan. Alhamdulillah
Sesampainya di Puncak Prau saya duduk-duduk sebentar. Untung teman saya Firman datang dan menawarkan bantuan untuk membawakan carrier sampai tempat ngumpul. Alhamdulillah, makasih Firman.

Perjalanan ternyata belum berakhir. Karena puncak Prau penuh, kami nyari tempat untuk ngecamp lebih jauh lagi. Dan ketika nyari tempat malah hujan turun. Brrrr.. dinginn. Untung udah sempet mendirikan satu tenda, jadi yang cewe-cewe masuk tenda dulu deh. 

Teman-teman yang laki-laki mendirikan tenda lain supaya cukup untuk kami ber 17 orang. Di tenda saya cuma bisa berdoa semoga hujan berhenti Ya Allah. Sudah dingin padahal belum malam. Saat itu saya sangat paranoid dengan yang namanya hipotermia. Ngeri aja gitu kalau hujan di gunung.

Alhamdulillah sebelum matahari terbenam hujan sudah berhenti, tapi ya tetep saja dingin. Saya beres-beres carrier di tenda, ngelap-ngelap rembesan air dan istirahat di sleeping bag. Saat itu saya kebagian tenda berdua sama Fina dan ternyata klo di tenda cuma berdua saja malemnya pasti dingiiin banget.

Menjelang jam 7 malam, temen2 panitia bikin masakan, saya takut aja nih klo saya makan banyak trus sakit perut, buang air besarnya dimana? Kalau buang air kecil di gunung kayanya ngga bisa ditahan deh. Daripada sakit kalau ditahan mending cari caranya aja. Malam itu saya merasa mau buang air kecil, yaudah ngajak teman-teman cewe yang lainnya. Kami nyari semak-semak yang agak jauh dari tenda dan bawa tissue basah.

Karena saya baca kalau pakai batu harus tiga kali dibersihkan, jadi  saya pikir kalau pakai tissue basah juga harus tiga lembar tissue basah. Ngga cukup satu. Jangan lupa juga bawa plastik untuk tempat sampah tissue kotor. Karena sampah harus dibawa turun lagi kebawah, jangan dibuang di gunung.

Malam itu saya ngga mau makan nasi, cukup jahe anget aja dan cemilan coklat. Saya takut nanti malah kepengen buang air besar kan lebih repot. Ngeri aja gitu kalau ngga bisa nahan buang air besar dan Alhamdulillah selama saya di gunung saya ngga kepengen buang air besar, hehehe.

Malam itu hujan ngga turun dan langit sangat cerah. Kami semua bisa melihat milky way di atas kami. Hamparan bintang yang berkelap-kelip dengan gugusan bima sakti yang indah banget. Sayang kamera HP saya ngga bisa merekam fenomena malam itu. Mungkin kalau pakai kamera DLSR bisa nangkep foto bintang di angkasa.

Dan malam itu saya sangat sangat kedinginan. Padahal kata temen-temen suhu dimalam itu belum mencapai 0 derajat, pokoknya masih dibawah 10 derajat celcius. Wuiidiihh, saya akhirnya pake semua baju yang saya bawa, tumpuk-tumpuk gitu deh, tapi tetep aja dingin. Yang salah ya jaket saya ngga waterproof (masih agak basah kena hujan waktu sore), ngga windproof dan terbuat dari katun. Udah deh dingin banget sampai saya banyak-banyak berdoa malam itu.

Malam itu walaupun mengginggil saya paksakan tidur, karena besok masih butuh stamina untuk turun gunung.

Sabtu, 16 Mei 2015 Menikmati Sunrise di Gunung Prau

Jam setengah 5 pagi diluar sudah ramai sekali. Banyak suara kaki melangkah di sekitar tenda kami. Rupanya orang-orang sudah bersiap-siap menyambut sunrise. Saya pun langsung bangun. Udara yang masih sangat dingin ditambah hembusan angin sempat membuat saya ingin kembali lagi ke tenda dan meringkuk di dalam sleeping bag. Tapi kemudian saya abaikan rasa dingin yang menyerang, pokoknya banyakin gerak dan kadang sarung tangan saya buka. Supaya saya lebih mudah beradaptasi dengan suhu dan hembusan anginnya. Walaupun sebenarnya kedinginan, tetap smile saja. Apalagi teman-teman juga sangat bersemangat menyambut sunrise.

Ketika matahari menyembul perlahan, riuh terdengar orang yang bertepuk tangan. Ramai seperti di pasar. Pagi itu Gunung Prau penuh dengan manusia. Hampir semuanya yang ada disana tak melewatkan kesempatan itu mengambil foto ataupun berselfie ria. Seperti tak ada habisnya, seperti tak ada puasnya. Kami semua mengambil banyak sekali foto dengan segala momennya. Takut ada yang terlewat.

Saya memandangi matahari yang baru terbit dengan perasaan takjub. Garis jingga yang pertama nampak, kemudian bulatan kuning perlahan terlihat. Senyum saya merekah dan air mata saya menetes. Terharu karena saat itu adalah pertama kalinya saya melihat sunrise di atas gunung. Tak henti-hentinya saya mengucap syukur dan memuji kebesaran-Nya, Subhanallah.




Kalau saya menengok ke sebelah kanan arah matahari, akan terlihat 6 gugusan gunung yang berdiri dengan kokohnya. Menunjukan betapa besarnya alam dan betapa kerdilnya kita, manusia. Saya begitu takjub memandangi Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro. Indah sekali dan besar sekali. Memandangi lautan awan yang terhampar disekeliling, rasanya tak ingin selesai dengan pemandangan seperti itu.


Mumpung di gunung, kesempatan untuk foto kata-kata mutiara juga tidak saya lewatkan. Ini beberapa kata mutiara milik saya & teman-teman.





Kertas-kertas ini kami bawa pulang kembali lho. Jadi ngga kami buang di gunung. Kalau di gunung jangan buang sampah sembarangan. Termasuk kertas kata mutiara juga harus kita bawa turun kembali. 

Matahari mulai tinggi dan sinarnya mulai panas. Setelah cukup puas menikmati sunrise, jam 06.15 kami kembali ke tenda. Saya merapikan carrier dan teman-teman panitia memasak.

Saya sempat memfoto Bukit Teletubbies di Puncak Gunung Prau, tempat kami ngecamp.


Ini tempat kami ber 17 ngecamp. Tenda saya dan Fina yang berwarna merah




Saya sempat terpikir untuk mengambil foto di tempat yang tidak ramai orang dan akhirnya saya berjalan agak jauh dari tenda dan menemukan spot untuk foto yang lebih bagus. Sebelum berjalan agak jauh saya sudah mengingatkan diri saya sendiri rute jalan yang saya ambil, agar nanti ketika kembali ke tenda tidak bingung.
Pemandangan di tempat terpencil Gunung Prau


Memandang Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro dari kejauhan
Bunga Daisy di Puncak Gunung Prau
Sampai kurang lebih jam 9 pagi saya asyik berfoto dan memutuskan kembali ke tenda. Ternyata sudah ada sarapan, yaudah saya makan sepotong bakwan dan sedikit nasi untuk mengganjal perut.
Ternyata ada teman-teman yang masih ingin foto-foto, yaudah balik lagi ke atas bukit dan foto-foto, hehehe.


Kurang lebih jam 11 siang, setelah terlebih dahulu doa bersama, kami siap-siap turun gunung. Sebelum turun gunung foto bersama dulu, hehehe.

Foto bareng dengan Team MDPL
See You Again Gunung Prau 2.625 mdpl
Bersambung ke Part III disini (Gunung Prau Part III)

0 comments:

Post a Comment